Perekam menyebutkan bahwa pejabat harus diminta dulu untuk mengisi solar, bukannya inisiatif. Perekam pun turut menyinggung soal anggaran seakan ditahan dan sudah terjadi selama dua bulan.
“Pak Jaksa, solar semua habis, mobil unit pemadam di pom bensin engak ngisi. Tolong dah pak Jaksa periksa ini semua,” ucap perekam.
Sementara, Kepala DPKP Kota Depok, Adnan Mahyudin mengatakan, anggaran kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan mobil pemadam sudah dimiliki di tiap UPT maupun Mako DPKP Kota Depok. Terkait video yang viral mobil pemadam tidak dapat mengisi bahan bakar, merupakan miskomunikasi atau salah paham.
Adnan menjelaskan, setiap UPT memiliki empat hingga enam kendaraan. Setiap mobil pemadam kebakaran memiliki satu kartu top up yang tiap bulannya telah diberikan sebesar Rp5 juta, untuk digunakan mengisi BBM kendaraan.
“Kalau totalnya setiap bulan Rp5 juta, kami berikan Rp1.250.000,” jelas Adnan.
Saat kartu digunakan untuk keperluan operasional dan pada penggunaannya telah habis, DPKP Kota Depok akan melakukan top up kembali sesuai anggaran. Begitupun apabila terdapat sisa anggaran penggunaan, akan di top up kembali untuk penggunaan bulan depan.
“Jadi sistem itu digunakan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan efisiensi bahan bakar,” ucap Adnan.
Kendaraan Damkar saat melakukan pengisian dan saldo dinyatakan habis, petugas dapat menghubungi Kepala UPT atau Mako DPKP Kota Depok. Nantinya Kepala UPT atau Mako DPKP Kota Depok akan melakukan top up di SPBU yang telah bekerjasama dengan DPKP Kota Depok.
“Pada pengisian BBM, kami bekerja sama dengan SPBU menggunakan sistem kontrak, salah satunya di SPBU Jalan Raya Margonda,” terang Adnan.