Berwisata dengan menumpang mobil jip di area Gunung Batur sudah sejak lama digemari turis asing maupun domestik di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Salah satu yang menjadi favorit para turis adalah jeep tour ke lereng Gunung Batur untuk menyaksikan indahnya matahari terbit.
“Jeep tour itu sedang hits saat ini di Kintamani. (Hari ini) cuacanya bagus banget,” kata anggota Komunitas Kaldera Jeep Adventure (Kaja) I Nyoman Dina di lereng Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Jumat (19/7/2024).
berkesempatan menjajal tur jip ke Gunung Batur. Berangkat pukul 05.00 Wita dari Toya Devasya, perjalanannya memakan waktu sekitar 30 menit. detikBali berangkat dengan 12 jip yang membawa maksimal empat orang termasuk sopir per mobil.
Belasan jip itu melaju dari Toya Devasya melalui Jalan Raya Pendakian Gunung Batur, Jalan Bukit Selat, hingga ke Jalan Raya Songan. Jalannya aspal, berkelok, tapi tidak terlalu lebar. Suhu udaranya 16 derajat Celsius saat itu.
Berselang 20 menit, rombongan jip lalu berbelok ke kiri dan masuk ke pos UPTD KPH Bali Timur dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Pule Gunung Batur. Setiap jip wajib membayar retribusi sebesar Rp 20 ribu.
“Semua pengunjung tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan pribadi. Wajib (sewa) jip. Ya, demi menyejahterakan warga lokal. Tapi, kalau jalan kaki, boleh saja,” kata Dina.
Jalan masuk ke lereng Gunung Batur sisi timur lebih liar. Jalannya sempit karena hanya selebar badan jip. Selain itu, kondisi jalan masih berupa tanah yang berdebu dan bergelombang.
Guncangannya menambah sensasi berkendara off-road sebelum akhirnya sampai ke lereng Gunung Batur di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Rombongan sampai di lereng pukul 05.32 Wita. Di sana, ada ratusan jip yang ditumpangi para wisatawan. Mereka menikmati indahnya panorama pagi. Beberapa wisatawan menikmati kopi dan makanan ringan yang dijual di belasan warung kecil di sekitaran lereng gunung.
Beberapa wisatawan juga nampak berfoto ria meski langit masih gelap. Tujuan mereka hanya satu. Melihat pemandangan Gunung Abang, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari kejauhan saat matahari terbit.
Pukul 06.10 Wita, langit sudah mulai terang. Sinar matahari mulai menyeruak dari kejauhan. Namun, kabut tebal yang menyerbu, sempat membuat wisatawan khawatir tidak dapat melihat matahari terbit yang bentuknya seperti kuning telur.
Meski begitu, serbuan kabut tak berlangsung lama. Selang setengah jam kemudian, kabut mulai turun. Tepat pukul 06.30 Wita, akhirnya matahari menampakan diri. Walau baru setitik, cukup menggugah antusiasme para wisatawan.
Perlahan tapi pasti, matahari semakin meninggi. Seperti kuning telur yang terbang perlahan di antara tiga gunung. Para turis lalu bersorak dan bertepuk tangan sembari melihat matahari berangsur bergerak ke atas tanpa terhalang kabut
“Kebanyakan turis (asing dan domestik) memang cari paket wisata sunrise dan Blacklava. Itu harganya bersih Rp 1,1 juta (per jeep tiga orang) selama sekitar dua sampai tiga jam. Kalau paket sunrise saja Rp 600 ribu,” jelasnya.
lalu melanjutkan tur Blacklava dengan memutar jalan yang mengarah ke sisi selatan Gunung Batur. Di sana, ada hamparan lereng Gunung Batur yang terbuka akibat tergerus lahar sejak meletus ratusan tahun lalu.
Dari jauh, tempat wisata Blacklava seolah nampak seperti area tambang batu bara. Bebatuan berwarna hitam dan berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa menutup hampir seluruh lereng gunung di sisi tenggara.
Hamparan bebatuan akibat lahar yang membeku itu menawarkan lokasi berfoto ria yang cukup bagus dengan pemandangan Gunung Batur di sisi timur. Benar-benar pengalaman wisata yang tak terlupakan.