Melansir The Straits Times, Kamis (29/8/2024), pada Rabu 28 Agustus Ibrahim pergi ke lokasi kejadian di Jalan Masjid India, tempat turis wanita tersebut jatuh ke lubang amblas sedalam 8 meter pada 23 Agustus. Dia mengenakan kacamata hitam, jas gelap, dan songkok, dan ditemani oleh seorang asisten.
Meskipun polisi melarangnya mendekati sinkhole tersebut, dia memercikkan air yang dia klaim sebagai special water atau air spesial yang bersumber dari dasar air terjun di Perak.
Perkakas kelapa dan bambu yang terkenal sering dia gunakan dalam ritualnya tidak ada.
Dukun Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Raja Bomoh atau Raja Dukun, mengatakan kepada media Malaysia bahwa ia hanya “ingin membantu” karena korban, Nyonya Vijayalaksmi dari negara bagian Andhra Pradesh di India, masih hilang setelah pencarian intensif selama berhari-hari.
“Saya meminta polisi untuk mengizinkan saya melihat sinkhole tetapi ditolak masuk,” kata Dukun Malaysia itu.
Dukun Ibrahim bukan satu-satunya orang yang menggunakan cara-cara tidak konvensional untuk membantu menemukan korban.
Empat orang yang membawa bunga krisan kuning juga berada di lokasi kejadian pada tanggal 28 Agustus untuk melakukan ritual keagamaan.
Namun, tindakan Ibrahim telah menyebabkan kantor mufti mengatakan bahwa mereka akan memanggil dukun untuk memberikan penjelasan.
Menteri Agama Malaysia Na’im Mokhtar mengatakan kepada portal berita Free Malaysia Today bahwa tindakan Ibrahim telah menyebabkan keresahan publik dan kesalahpahaman tentang Islam di antara masyarakat. Ia menambahkan bahwa Tn. Ibrahim sedang diawasi oleh kantor mufti Wilayah Federal karena praktik ritualnya sebelumnya.
Laporan polisi sebelumnya telah diajukan terhadapnya karena diduga mencoreng citra Islam.
Aksi Ibrahim menuai ejekan luas setelah ia dan asistennya memegang kelapa hijau besar di atas kepala mereka dan menggunakan teropong bambu sebagai bagian dari ritual untuk menemukan Pesawat MH370 yang hilang.
Pesawat Boeing 777 itu menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014, dengan 239 orang di dalamnya.
Setahun kemudian, Ibrahim membaca doa di atas balok es yang diletakkan di atas panci baja untuk membersihkan negara itu dari kabut asap. Ia juga menggunakan teropong bambu dalam ritual itu.
Pada tahun 2017, Ibrahim kembali menjadi sorotan karena melakukan ritual untuk melindungi Malaysia dari serangan nuklir Korea Utara.
Menurut sebuah video yang menjadi viral, ritual itu melibatkan dirinya dan tiga asisten yang berdiri di dalam air setinggi mata kaki dengan dua buah kelapa, sepasang tongkat yang digunakan sebagai teropong, lima meriam bambu, karpet, dan semangkuk air laut.
Ia membaca doa sepanjang ritual itu dan kemudian melemparkan kelapa-kelapa itu ke dalam air.
Ini terjadi setelah memburuknya hubungan diplomatik antara Malaysia dan Korea Utara menyusul pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di Bandara Internasional Kuala Lumpur tahun itu.