Makan nasi Padang di tempat dan dibungkus punya perbedaan mencolok dari segi porsi. Umumnya nasi Padang yang dibungkus memiliki porsi yang lebih banyak, padahal harganya sama. Kenapa ya?
Nasi Padang seolah jadi jawaban tepat ketika sedang bingung makan apa, tapi ingin makanan yang nikmat dan mengenyangkan. Paduan nasi hangat dengan siraman sayur gulai dan aneka lauk pun terdengar menggugah selera.
Di warung nasi Padang, kamu bisa menemukan lauk ayam goreng, ikan bakar, gulai gajebo, telur balado, dendeng balado, rendang, peyek udang, telur dadar, perkedel, dan banyak lainnya. Nasi Padang ini bisa dinikmati langsung di tempat atau dibungkus dibawa pulang.
Uniknya, nasi Padang yang dibungkus kerap mencuri perhatian pelanggan karena porsinya yang besar. Isian nasi, sayur, dan lauknya juga begitu banyak, padahal harga yang dipatok sama atau bahkan lebih murah jika dibanding nasi Padang yang dimakan di tempat.
Hal ini pernah jadi topik pembicaraan dua ilmuwan, Harry Nazarudin dan Irvan Karta. Mereka coba membeli nasi Padang dibungkus dengan lauk dan sayur dipisah serta digabung dalam bungkusan yang sama.
Lalu mereka juga beli nasi Padang dengan lauk sama, tapi makan di tempat. Harganya ternyata bervariasi. Namun mereka menemukan jika ingin murah dan kenyang, beli nasi Padang bungkus dengan lauk digabung.
Mengenai porsi nasi Padang bungkus lebih banyak, Jono, pemilik Rumah Makan Sinar Padang di Medan pernah mengungkap alasannya
Joko mengaku porsi nasi memang lebih banyak jika dibungkus dibanding makan di tempat. “Kalau makan di tempat kan satu centong diletakkan di satu piring. Nah, kalau dibawa pulang itu bisa sampai dua centong nasinya,” ungkap Joko.
Lanjut Joko, dengan porsi yang cukup banyak, biasanya pembeli dapat makan bersama keluarga.
“Biasanya kalau bawa pulang itu kan bisa ramai-ramai dinikmati. Yang minta tambah kuahnya agak banyak, nanti di rumah mereka bisa tinggal tambah nasi aja,” ujarnya.
Dikatakan Joko, pembeli nasi Padang bungkus mendominasi dibanding pembeli dengan makan di tempat.
“70 persen banding 30 persen lah, lebih banyak yang dibungkus karena lebih banyak kan,” kata Joko.