Atap merupakan bagian paling luar yang melindungi penghuni rumah dari cuaca panas maupun hujan. Atap memiliki masa pakainya yang lambat laun bisa melemah.
Apabila ini terjadi akan menimbulkan risiko bagi siapa saja yang berada di rumah dan dapat menjadi sasaran hama invasif untuk masuk ke dalam rumah. Namun, hal ini tidak akan terjadi apabila dengan perawatan atap secara rutin dan mengganti atap saat masa pakainya berakhir. Rata-rata atap akan bertahan antara 25 sampai 50 tahun, tergantung berbagai faktor.
Genteng Aspal
Genteng aspal menjadi salah satu pilihan yang paling umum untuk atap rumah. Genteng ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu genteng aspal 3-tab dan genteng aspal arsitektur.
Genteng aspal 3-tab adalah pilihan yang kurang tahan lama, meskipun bahan atap juga lebih murah daripada genteng aspal arsitektur. Jenis ini biasanya bertahan sekitar 20 tahun. Bahan yang ringan dan mudah dikerjakan, namun angin kencang akan menjadi masalah
Genteng Tanah Liat
Genteng tanah liat biasanya digunakan di daerah yang lebih hangat, di mana suhu jarang turun di bawah titik beku. Genteng tanah liat berpori dan dapat menyerap air sehingga rawan terjadi retakan. Namun genteng ini efektif terhadap hama dan angin kencang. Biasanya genteng ini mampu bertahan lebih dari 100 tahun dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat
Atap Logam
Atap logam atau metal roofing mungkin tidak bertahan lama seperti genteng tanah liat atau beton, tetapi masih merupakan salah satu pilihan yang lebih tahan lama. Pilihannya meliput bahan atap tembaga, baja, atau bahkan seng.
Atap tembaga dapat bertahan hingga 70 tahun atau lebih dengan perawatan yang tepat. Sedangkan atap baja perlu diganti setelah sekitar 50 tahun digunakan.
Beda dengan atap seng, jenis atap ini mampu bertahan hingga 100 tahun atau lebih, sekaligus melindungi rumah dari hujan dan angin kencang