Miftah Maulana atau yang akrab disapa Gus Miftah mengungkap firasat istrinya sebelum viral kasus penjual es teh.
Menurut Miftah, istrinya itu mengaku tak nyaman jadi istri pejabat.
Kemudian tak lama setelah itu, video Miftah mengolok-olok dan menghina penjual es teh, Sunhaji, viral di media sosial.
Miftah pun sampai ditegur oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya.
Setelah itu, Miftah baru meminta maaf secara langsung dan mendatangi Sunhaji.
Rupanya publik tak puas dengan permintaan maaf itu.
Apalagi video Miftah menghina Yati Pesek juga turut viral di media sosial.
Miftah akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Utusan Khusus Presiden pada Jumat (6/12/2024).
Atas keputusannya itu, Gus Miftah mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Presiden Prabowo.
“Saya belum berkomunikasi dengan beliau, tidak ada tekanan dari siapapun tapi saya sudah berkomunikasi dengan Pak Seskab,” kata Miftah.
Menurut Gus Miftah, Seskab Mayor Teddy tidak menahannya untuk tetap di posisi Utusan Khusus Presiden.
“Pak Sekab hanya menjawab, keputusan ada di Gus, kembali ke keyakinan dan hati nurani Gus Miftah. Beliau tidak dalam rangka menyuruh atau menolak,” jelas dia.
Komunikasi Gus Miftah dengan Mayor Teddy itu terjadi malam hari sebelum mengumumkan mengundurkan diri.
Setelah itu, Miftah pun menceritakan firasat sang istri sebelum video itu viral.
Saat itu, Miftah sedang berada di Bali, kemudian mendapat telepon dari istrinya.
Sang istri mengaku lebih nyaman menjadi istri Gus Miftah yang dulu, daripada jadi istri penjabat.
“Entah itu firasat atau apa, itu yang disampaikan istri saya. Saya saat itu ada di Bali, dan beliau telepon saya,” kata dia.
Dirinya pun meyakini bahwa keputusannya untuk mundur dari jabatan ini adalah jawaban dari firasat sang istri beberapa waktu lalu.
“Mungkin ini jawaban dari itu semua,” jelasnya.
Miftah pun mengaku akan menghadap langsung ke Prabowo Subianto pekan depan.
“Saya Insya Allah minggu depan menghadap presiden, saya baru dijadwalkan oleh Pak Seskab,” kata dia.
Miftah juga menegaskan kalau saat ini dirinya sudah tidak lagi memakai peci hitam, salah satu simbol Presiden Prabowo.
“Kenapa beberapa saat ketika masih berada di UKP, saya masih menggunakan peci sebagai simbol yang sangat dicintai Bapak Prabowo, tapi hari ini saya kembali menggunakan blangkon sebagai identitas saya seorang pendakwah, artinya saya kembali ke masyarakat, kembali ke pesantren,” tuturnya.
Gus Miftah pun mengaku akan tetap mempertahankan karakter dakwahnya.
Dakwahnya memang dikenal keras dan bercanda dengan bahasa kasar.
Namun Miftah mengaku akan lebih santun lagi dalam pemilihan diksi saat berdakwah.
“Secara prinsip, semua orang punya gaya dakwah masing-masing, punya karakter masing-masing, karakter itu akan tetap saya pertahankan, cuma dengan pemilihan kata dan diksi yang lebih berhati-hati,” kata dia.
Ia mengatakan bahwa dirinya kurang sadar bahwa ia kini sudah lebih banyk dikenal orang.
“Karena mungkin saya kurang sadar bahwa saya hari ini lebih banyak dikenal orang, semua kamera menyorot ke saya,” kata dia.
Dia pun mengaku tidak akan mengubah gaya dakwahnya karena kasus tersebut.
“Karakter dakwahnya mungkin sama, tetapi dengan pemilihan diksi dan kalimat yang lebih santun,” pungkasnya.