Dalam kitab Thariqul Hijratain wa Baabus Sa’adatain dari Ibnu Qayyim al Jauziyah, Allah SWT menciptakan makhluknya dalam beberapa kelompok:
1.Malaikat
Menciptakan malaikat yang berakal tanpa dilengkapi syahwat, dan tidak pula karakter yang mengarahkan pada sikap dan perilaku dari cahaya yang menjadi sifatnya dan unsur pembuatnya serta karakter lain yang mengarahkan kepada etika yang buruk
- Hewan
Menciptakan hewan atau binatang yang memiliki syahwat tanpa dilengkapi dengan akal
- Manusia
Menciptakan manusia yang dilengkapi dengan akal dan nafsu syahwat sekaligus, serta berbagai keragaman karakter yang dipengaruhi berbagai unsur dan susunan pembentuknya. Mereka inilah manusia yang mendapatkan ujian dan cobaan sehingga berpotensi mendapatkan pahala dan siksa Nya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa terkait perbedaan makhluknya berdasarkan keberadaan akal dan nafsunya, maka tidak heran bila malaikat adalah gambaran makhluk yang patuh dan taat terhadap segala perintah Allah kepadanya, karena ketiadaan syahwatnya. Malaikat juga banyak memiliki ilmu terkait penggunaan akalnya itu.
Sementara itu kebalikannya adalah hewan, makhluk ini tidak memiliki akal, namun hanya memiliki nafsu. Karenanya hidupnya hanya berdasarkan naluri dan insting hanya untuk memenuhi kebutuhan agar hidup dan berkembang biak semata.
Berdasarkan gambaran malaikat dan hewan itu, maka manusia adalah yang paling sempurna memiliki keduanya yaitu akal dan nafsu. Cuma masalahnya sebagaimana cerdas seseorang itu mengelola nafsunya dengan anugerah akal yang diberikan Allah kepadanya.
Disinilah maknanya kenapa Allah SWT menciptakan makhluknya berbeda-beda dan kontradiktif, lalu tidak menciptakan makhlukNya dalam satu karakter tanpa ada perbedaan diantara mereka. Akan tetapi semua tindakan Allah SWT itu merupakan hikmah Nya dan konsekuensi dari sifat Rububiyah dan UluhiyahNya.