POJOK BERITAKU

Viral Siswa SD Belajar di Lantai Karena Tak Bayar SPP Disorot Presiden, Alibi Kepsek Mengejutkan

Spread the love

Video seorang siswa SD di Medan, Sumatera Utara dipaksa oleh sang guru duduk di lantai karena belum membayar SPP tengah viral di linimasa.

Siswa bernama Mahesa itu tampak memelas lantaran cuma ia saja yang disuruh oleh sang guru untuk belajar di lantai sementara teman-temannya duduk di kursi ruang kelas.

Momen tersebut dipergoki langsung oleh ibunda Mahesa, Kamelia pada Rabu (8/1/2025) lalu.

Sambil merekam menggunakan ponselnya, Kamelia menangis lantaran melihat sang putra duduk di lantai di ruang kelas dengan wajah sembab.

Kamelia lantas mempertanyakan alasan sang ibu guru memaksa Mahesa belajar di lantai.

“Gini loh bu, dia nih disorakin dari tadi. Dia nangis loh bu, dia nangis ‘Mahesa malu duduk di bawah’. Di mana sih perasaan ibu anak begini harus tanggung malu,” kata Kamelia dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Instagram viral @medanheadlines.news, Sabtu (11/1/2025).

Melihat orang tua muridnya mengamuk, ibu guru tersebut langsung mengajaknya ke ruangan kepala sekolah.

Bak tak mau disalahkan, guru tersebut justru menyebut ia memang memberikan hukuman kepada murid yang tak taat peraturan.


Ibu guru tersebut malah menyebut aksi Kamelia marah-marah di sekolah adalah tidak sopan.

Mendengar hal tersebut, emosi Kamelia kembali tersulut.

“Ayo ke kepala sekolah, ke kepala sekolah,” kata ibu guru.

“Jangan gitu, peraturan itu tidak bisa membuat anak yang tidak (bayar SPP) duduk di bawah,” ujar Kamelia.

“Ibu, ayo ke kantor, ini kita enggak sopan ibu ngomong,” imbuh ibu guru.

“Ibu bilang ini tidak sopan, sopan tidak anak saya duduk di bawah. Ibu jauh lebih berpendidikan dari saya, setidaknya jangan lah buat anak saya kayak binatang begini,” teriak Kamelia.

Atas viralnya kasus Mahesa yang disorot satu Indonesia, pihak dari Presiden Prabowo Subianto akhirnya ikut menyorotinya.

Anggota DPRD Sumatera Utara sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Kota MedanIhwan Ritonga mendatangi rumah Mahesa pada Jumat (10/1/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Ihwan mengurai atensi dari Presiden Prabowo Subianto atas nasib Mahesa yang memilukan

Karenanya, Ihwan pun berjanji akan membiayai sekolah Mahesa sampai lulus.

“Hari ini kami tentunya dari Partai Gerindra mendapat instruksi dari pak Presiden, ketika ada masalah rakyat supaya hadir di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini di medsos yang sudah viral kita diberi tahu dari admin partai Gerindra supaya turun langsung ke masyarakat,” kata Ihwan Ritonga dalam postingan di akun media sosialnya.

Lebih lanjut, Ihwan juga tak terima dengan aksi guru di sekolah tersebut yang bak membuat malu muridnya.

“Tak seharusnya oknum guru tersebut melakukan tindakan seperti itu, sebab itu bisa mengganggu psikologis anak serta tumbuh kembang si anak. Sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi yg memperlakukan anak untuk dipermalukan di hadapan teman temannya,” pungkas Ihwan.

Selain dari pihak Presiden, kasus Mahesa juga menyedot atensi dari konten kreator hingga yayasan sosial.

Konten kreator Evans Gonzales yang memviralkan video Mahesa pun lega karena Mahesa akhirnya dapat banyak bantuan termasuk dari yayasan Matahari pagi Indonesia.

“Akhirnya banyak bantuan mengalir buat adek Mahesa. Terima kasih orang-orang baik,” ujar Evans.

“Banyak orang baik yang mau bantu wisudakan dia. Ini Pak Ihwan Ritonga juga datang mau (bantu) sampai tamat SD pak,” pungkas Evans.


Karenanya saat mendengar kabar viral tersebut, Juli Sari syok.

“Ada miskomunikasi, saya juga baru mengetahui siswa tersebut didudukkan di lantai setelah wali muridnya datang ke sekolah menemui saya sambil menangis,” kata Juli Sari dilansir dari Tribun Medan.


Kata Juli, pihaknya sudah mengetahui bahwa Mahesa memang belum membayar SPP sehingga belum menerima rapor.

Namun menurut Juli Sari, Mahesa seharusnya masih diperbolehkan mengikuti pelajaran seperti biasa.

Karenanya, terkait aturan siswa duduk di lantai karena belum bayar SPP itu diungkap Juli adalah aturan dari wali kelas Mahesa.

“Wali kelasnya (Mahesa) membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima rapor, tidak boleh menerima pelajaran dan mendudukan siswa tersebut di lantai saat perjalanan berlangsung,” pungkas Juli Sari.

Ditegaskan Juli, peraturan tersebut dibuat wali kelas Mahesa tanpa konfirmasi ke pihak sekolah.

“Tanpa kompromi dengan pihak sekolah,” tegas Juli Sari.

















Exit mobile version