Cabut Gigi Bungsu Apakah ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?
https://5unsur2bb.com/ : Gigi bungsu atau gigi geraham bungsu adalah gigi yang terakhir tumbuh dan terletak pada bagian gigi yang paling belakang, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Umumnya, gigi geraham bungsu mulai tumbuh dalam rongga mulut pada usia 17-18 tahun.
Pada saat gigi bungsu tumbuh, akan terasa gejala seperti rasa tidak nyaman, rasa nyeri ringan sampai berat, gusi bengkak dan kemerahan, sulit makan dan membuka mulut, serta pembengkakan pada pipi. Pada beberapa kasus, gigi bungsu harus dicabut agar tidak memicu masalah yang serius di kemudian hari.
Mencabut gigi bungsu bisa dilakukan di dokter gigi umum atau spesialis bedah mulut. Perbedaannya terletak pada kondisi gigi bungsu pasien yang akan menjalani operasi.
“Kuncinya itu ikuti pemeriksaan sesuai prosedur yang dianjurkan. Ketika pemeriksaan sudah sesuai, dokter gigi akan menentukan kasusnya bisa ditangani di GP atau dokter gigi umum atau dengan dokter gigi spesialis bedah mulut. Itu untuk keamanan pasien itu sendiri,” kata dokter gigi dari KLAR drg Tammy Shahab
Dokter gigi umum memiliki kompetensi untuk mencabut gigi bungsu. Namun pada kasus-kasus tertentu dengan penanganan lebih khusus, gigi bungsu harus dicabut oleh spesialis bedah mulut.
“Jadi jangan sampai pasien sudah diarahkan ke spesialis, tapi jadinya ke dokter gigi umum karena merasa lebih murah. Cabut gigi bungsu kan juga sifatnya invasif, nggak seperti scalling atau tambal gigi,” tambah dr Tammy.
Sebelum melakukan tindakan pencabutan gigi, dokter akan melakukan anamnesa untuk memperoleh informasi kesehatan pasien, pemeriksaan klinis, dan rontgen foto. Setelah itu, dilakukan anestesi lokal di sekitar gigi bungsu yang akan dicabut.
Agar proses pencabutan gigi bungsu lancar, pasien perlu mengikuti seluruh instruksi yang diberikan dokter dan tidak menyembunyikan riwayat penyakit mereka.
“Pasien juga harus jujur soal riwayat kesehatannya termasuk jika mengidap darah tinggi dan penyakit gula. Penyakit gula itu bikin pasien rentan infeksi. Pada pasien A mungkin aman-aman saja, tapi pada pasien dengan riwayat diabetes, bisa bengkak,” tandasnya.