Trump Menang Pilpres AS, apa artinya untuk palestina-cina-rusia

Spread the love

Indonesia – Jika Donald Trump menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang, ada beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh negara-negara seperti Palestina, China, dan Rusia, berdasarkan kebijakan luar negeri yang sebelumnya dia jalankan dan posisi politiknya. Berikut adalah beberapa kemungkinan:

1. Dampak untuk Palestina:

  • Kebijakan Pro-Israel: Selama masa jabatannya sebelumnya, Trump sangat mendukung Israel dan menempuh kebijakan yang berpihak pada negara tersebut, seperti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke sana. Jika dia terpilih lagi, kemungkinan besar kebijakan ini akan dilanjutkan, yang bisa semakin memperburuk hubungan AS dengan Palestina dan negara-negara Arab.
  • Tingkat Dukungan terhadap Solusi Dua Negara: Trump lebih cenderung mengabaikan pendekatan solusi dua negara dan lebih mendukung Israel dalam berbagai aspek. Oleh karena itu, jika dia menang lagi, prospek tercapainya solusi perdamaian yang lebih inklusif bagi Palestina menjadi semakin tidak pasti.
  • Pengaruh terhadap Bantuan AS ke Palestina: Pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, AS memotong banyak bantuan ke Palestina, termasuk dana untuk badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA). Ini mungkin akan berlanjut atau bahkan diperparah jika Trump terpilih kembali.

2. Dampak untuk China:

  • Persaingan Ekonomi dan Perdagangan: Trump dikenal dengan pendekatannya yang keras terhadap China, terutama dalam hal perdagangan. Perang dagang yang dimulai di bawah kepemimpinan Trump bisa berlanjut atau bahkan meningkat, dengan potensi sanksi yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan China dan peningkatan tarif impor.
  • Isu Taiwan dan Laut China Selatan: Trump juga sering mengambil sikap yang tegas terhadap China dalam hal kebijakan luar negeri, khususnya terkait Taiwan dan klaim teritorial China di Laut China Selatan. Kebijakan yang lebih agresif terhadap China, baik dalam bentuk diplomasi atau militer, bisa dilanjutkan, dengan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
  • Teknologi dan Keamanan Nasional: Trump sangat khawatir tentang ancaman dari perusahaan teknologi China, seperti Huawei, yang dia anggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS. Jika dia menang, kemungkinan besar akan ada lebih banyak langkah untuk membatasi ekspansi teknologi China di pasar global, termasuk di AS.

3. Dampak untuk Rusia:

  • Hubungan yang Lebih Hangat: Salah satu aspek yang kontroversial dari kebijakan luar negeri Trump adalah hubungan yang cenderung lebih hangat dengan Rusia. Trump sering berbicara tentang keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin, meskipun ini menuai kritik di dalam negeri AS.
  • Sanksi dan Isu Ukraina: Meski ada kritik terhadap pendekatannya yang dianggap terlalu lunak terhadap Rusia, sanksi terhadap Rusia dalam beberapa sektor (terutama yang terkait dengan Ukraina dan gangguan pemilu AS) kemungkinan akan berlanjut. Namun, Trump mungkin akan mengurangi tekanan internasional pada Rusia dalam isu-isu tertentu, dan bisa jadi lebih fokus pada hubungan ekonomi.
  • Pengaruh di Eropa dan NATO: Trump sebelumnya mengkritik NATO dan negara-negara Eropa yang dianggap tidak cukup berkontribusi pada anggaran pertahanan aliansi tersebut. Jika terpilih kembali, Trump mungkin akan melanjutkan kebijakan yang lebih berfokus pada “America First,” yang berpotensi mengurangi keterlibatan AS dalam masalah-masalah Eropa, memberikan Rusia ruang untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut.

Kesimpulan:

  • Palestina: Kemungkinan besar akan terus menghadapi kebijakan luar negeri AS yang pro-Israel, yang bisa semakin menyulitkan pencapaian perdamaian.
  • China: Akan menghadapi kebijakan yang lebih keras dalam perdagangan, teknologi, dan ketegangan geopolitik, dengan kemungkinan perburukan hubungan.
  • Rusia: Hubungan bisa tetap lebih dekat, tetapi tetap ada kemungkinan sanksi atau ketegangan yang berhubungan dengan isu-isu internasional, seperti Ukraina.

Tentunya, semua ini bergantung pada dinamika politik dan keputusan konkret yang diambil Trump jika terpilih kembali, yang mungkin tidak selalu sepenuhnya mencerminkan apa yang dia lakukan sebelumnya.