5 Alasan Real Madrid Dipermalukan Barcelona 0-4 di Bernabeu: Taktik Jitu Hansi Flick!
Barcelona meraih hasil fantastis pada laga El Clasico melawan Real Madrid, Minggu (27/10/2024) dini hari WIB. Pada duel di Bernabeu tersebut, Barcelona menang empat gol tanpa balas atas sang tuan rumah.
Dominasi Barcelona atas Real Madrid pada duel pekan ke-11 LaLiga 2023/2024 tak bisa dibantah. Penguasaan bola Barcelona mencapai 58 persen. Barcelona melepas 15 shots, berbanding sembilan dari kubu Real Madrid.
Keempat gol Barcelona tercipta pada babak kedua. Robert Lewandowski mencetak dua gol, menit ke-54 dan 56. Dua gol lainnya lahir dari aksi Lamine Yamal pada menit ke-77 dan Raphinha pada menit ke-54.
Hasil ini membuat Barcelona unggul enam poin dari Real Madrid di klasemen La Liga 2024/2025. Lantas, apa yang membuat Barcelona menang besar lawan Real Madrid?
Jebakan Offside
Barcelona bukan hanya tajam di lini depan, dengan empat gol yang dicetaknya. Namun, Barcelona juga punya pertahanan yang sangat rapi. Jebakan offside Barcelona berjalan dengan sempurna.
Real Madrid sempat mencetak gol pada babak pertama, lewat aksi Kylian Mbappe. Namun, gol itu dianulir wasit karena Mbappe dalam posisi offside.
Nah, jebakan offside jadi alasan mengapa Barcelona tidak kebobolan. Madrid tampil sangat eksplosif di lini depan. Banyak peluang didapat, tetapi banyak yang offside. FotMob mencatat 12 kali pemain Real Madrid terjebak offside.
Pergantian Pemain yang Tepat
Babak pertama berjalan sangat ketat. Real Madrid dan Barcelona harus puas dengan skor 0-0. Lantas, pada awal babak kedua, Barcelona melakukan pergantian pemain yang krusial.
Hansi Flick memainkan Frenkie de Jong untuk menggantikan Fermin Lopez. Faktor ini memainkan peran yang krusial, walau De Jong tidak membuat gol maupun assist.
De Jong memainkan peran sentral di lini tengah. Pada babak kedua, Hansi Flick jadi pemain yang paling banyak menyentuh bola. Selain itu, masuknya Marc Casado juga memberi dampak yang signifikan bagi Barcelona.
Mematikan Vinicius Junior
Bisanya, Barcelona menempatkan Ronald Araujo untuk mematikan Vinicius Junior. Namun, Araujo tidak bisa bermain dan tugas itu diberikan pada Jules Kounde.
Kounde melakukan tugasnya dengan sangat bagus. Dia berhasil meredam aksi individu Vinicius. Dari lima dribel yang dilakukan Vinicius, hanya satu yang sukses. Dia tak bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.
Bukan hanya itu, Vinicius juga mampu bikin satu umpan kunci. Padahal, beberapa laga terakhir, kemampuan kreasi peluang pemain asal Brasil itu meningkat signifikan
Raphinha yang Berbahaya
Barcelona mengeksploitasi sisi kanan lini belakang Real Madrid. Lucas Vazquez, yang ditugaskan menggantikan peran Dani Carvajal, kesulitan melawan serangan dari Barcelona.
Raphinha memainkan peran krusial di sisi kiri lini serang Barcelona. Raphinha bikin satu gol, satu assist, dan dua umpan kunci. Performanya sangat bagus pada laga El Clasico.
Pergerakan Raphinha sering memancing Lucas Vazquez untuk mengikutinya. Nah, pada momen itu, ada ruang kosong di sektor kanan lini belakang Madrid. Alex Balde pun memanfaatkan situasi tersebut dengan sempurna.
Real Madrid tak Punya Courtois
Biasanya, pada laga-laga besar seperti El Clasico atau final Liga Champions, Real Madrid punya Thibaut Courtois yang bisa jadi pembeda. Namun, kali ini tidak ada kiper asal Belgia tersebut.
Courtois harus absen pada laga El Clasico karena mengalami cedera usai duel lawan Dortmund. Real Madrid pun merindukan aksi-aksi impresif Courtois untuk mencegah gol terjadi.
Selain merindukan Courtois, pertahanan Real Madrid memang sangat rapuh pada laga El Clasico. Eder Militao bermain jauh di bawah standar terbaiknya.