Duar! 19 Kali Dentuman Sambut Kedatangan Perdana Menteri Jepang di Istana Bogor
BOGOR TENGAH – Suara dentuman menyambut kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba yang akan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Tak hanya sekali, suara yang menggelegar sangat keras itu terdengar berulang-ulang hingga belasan kali di sekitaran Istana Bogor, Sabtu (11/1/2025).
Alarm kendaraan yang sedang terparkir pun berbunyi karena terkena getarannya yang juga membuat orang-orang kaget.
Rupanya suara dentuman tersebut bersumber dari meriam yang sengaja dibunyikan untuk menyambut kedatangan tamu negara sebagai tembakan kehormatan.
Terdapat enam pucuk meriam yang dioperasikan oleh pasukan dari Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 7/Biringgalih di area lapangan eks Gedung Bakorwil Jawa Barat di seberang istana.
Komandan Yon Armed 7/Biringgalih, Mayor ARM Candra Yuda menjelaskan bahwa meriam tersebut bernama Salute Gun yang dibuat pada tahun 1978.
Meriam tersebut hanya digunakan khsusus untuk acara protokoler seperti peringatan upacara HUT RI, hingga penyambutan tamu negara.
“Jadi meriam ini bukan meriam yang kita operasionalkan di satuan atau batalyon untuk latihan maupun operasi,” ujarnya saat dijumpai TribunmewsBogor.com, Sabtu (11/1/2025).
Karena digunakan hanya untuk acara tertentu, jumlah dentuman yang dihasilkan oleh senjata itupun telah ditentukan.
Untuk upacara penyambutan tamu negara seperti kepala negara atau presiden, jumlah dentuman yang dihasilkan sebanyak 21 kali.
Lalu untuk penyambutan kepala pemerintah seperti perdana menteri, meriam diledakkan sebanyak 19 kali.
Kemudian untuk upacara peringatan HUT RI yang dirayakan setiap bulan Agustus, jumlah dentuman dilakukan sebanyak 17 kali.
Meriam tersebut juga hanya dioperasikan saat lagu kebangsaan dikumandangkan, sehingga jeda waktu tiap satu kali ledakan harus diperhitungkan dengan matang.
“Contoh ini ya, selama dua menit itu kita harus mengisi tembakan yang sudah di atur dentumannya tadi. Kalau lagu negara yang singkat kita harus lebih cepat lagi tembakannya, intinya pada saat mulai dan terakhir itu kita harus dengan jeda yang sama, kita hitung per detik,” ungkapnya.
Satu pucuk meriam dioperasikan oleh empat personel yang menunggu aba-aba dari pimpinan penembakan.
Amunisi yang digunakan pun berbeda dengan meriam untuk latihan maupun operasi militer agar tidak membahayakan.
Meriam ini menggunakan amunisi hampa sehingga tidak ada proyektil keluar dari pucuk yang dapat mengakibatkan kerusakan.
Meski meriam ini merupakan yang terkecil dari jenis meriam lainnya, namun suara dentumannya cukup dahsyat yang dapat terdengar dari kejauhan.
“Dia hanya menimbulkan ledakan tapi tidak ada proyektilnya, sehingga tidak ada yang lepas dari meriam, hanya suara saja. Suaranyab1 kilometer masih bisa terdengar kalau medan terbuka, kalau tertutup gini engga jauh, karena teredam sama pohon bangunan,” terangnya.