Jokowi Sebut Medsos Bikin Semua Orang Bisa Jadi Wartawan Tanpa Ada Redaksi
“Setiap pembaca berita media sosial harus mampu untuk menjadi redaksi bagi dirinya sendiri, harus mampu menyaring berita mana yang baik dan mana yang tidak baik, harus cek dan recheck mana yang benar dan mana yang hoaks atau berita bohong,” ujar Jokowi.
Di tengah banyaknya berita hoaks, Jokowi menuturkan masyarakat membutuhkan pegangan moral yang kuat yakni, agama. Dengan begitu, masyarakat dapat menyaring informasi yang beredar di medsos
“Di sinilah pentingnya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Dan melalui MTQ ini tidak hanya menampilkan kemampuan dan keindahan membaca Alquran, tetapi juga momentum untuk mengagungkan Alquran, membumikan ajaran-ajaran Alquran, memperkuat moral dan spiritual bangsa dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tutur Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi memuji pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional ke-30 di Samarinda yang menggunakan inovasi digital. Dia berharap para peserta dapat menerapkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, perdamaian, dan persatuan dalam Alquran dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Melalui MTQ ini kita mengedukasi diri kita sendiri untuk mencintai Alquran, beragama secara humanis dan terbuka, menyempurnakan akhlak bangsa hidup dalam kebersamaan, hidup dalam kerukunan, hidup dalam persatuan untuk membangun kemajuan bangsa dan negara kita,” pungkas Jokowi.
Sejumlah momen wawancara cegat atau doorstop Presiden Jokowi yang dilakukan oleh sejumlah orang di Istana Kepresidenan tengah menjadi sorotan. Penyebabnya karena doorstop yang biasanya dilakukan oleh para wartawan Istana, namun dalam momen ini justru dilakukan oleh para pegawai Biro Pers Istana, yang seolah-olah seperti wartawan tengah mewawancarai presiden.
Alhasil, keterangan pers yang tampak dalam sejumlah video itu pun terlihat seolah-olah Jokowi tengah menjawab pertanyaan para wartawan. Padahal, pelempar pertanyaan adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN) Istana. Momen doorstop settingan ini pun langsung menuai sorotan.