Kesaksian Pelajar Lihat 7 Remaja Tewas di Kali Bekasi, Sempat Ikut Nyebur Tapi Selamat Berkat Ini

Spread the love

Seorang pelajar bernama Rizky (R) mengurai kesaksiannya saat melihat detik-detik tujuh remaja tewas di Kali Bekasi, belakang perumahan Pondok Gede Permai Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (23/9/2024) dini hari.

Rupanya R termasuk dalam gerombolan remaja yang nekat menceburkan diri ke kali lantaran panik dengan kedatangan polisi.

Mulanya, sekitar 60 remaja sedang duduk-duduk di warung gubuk kawasan industri Cipendawa, Jatiasih sekira pukul 03.30 Wib.

Di momen tersebut, gerombolan remaja itu panik karena kedatangan Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota.

Langsung kabur, puluhan remaja tersebut lari ke arah Jalan Senopati, ke arah perumahan, ada juga yang kocar-kacir ke arah Kali Bekasi.

Tak disangka, 7 remaja yang lompat ke Kali Bekasi akhirnya ditemukan meninggal dunia pada Minggu (22/9/2024).

Atas kasus tersebut, polisi menangkap 22 remaja dan mengamankan 30 sepeda motor yang terparkir di warung.

Polisi juga resmi menetapkan tiga remaja sebagai tersangka lantaran membawa senjata tajam.

Tiga remaja tersangka tersebut kini sudah ditahan di Polres Metro Bekasi Kota.

Sementara 19 remaja lainnya diminta keterangan oleh penyidik perihal penemuan 7 jasad remaja di Kali Bekasi.

Kesaksian Pelajar yang Selamat

Turut diamankan pihak kepolisian, remaja bernama Rizky (R) mengurai cerita saat melihat sepupunya, Dafi alias D (16) menceburkan diri ke Kali Bekasi.

Cerita tersebut disampaikan R kepada kakak kandung D, Yanti.

Ditemui awak media, Yanti pun mengurai kesaksian Rizky yang sempat ikut menceburkan diri ke Kali Bekasi saat didatangi polisi Sabtu malam.

Ternyata diakui R, ia dan puluhan remaja kabur karena polisi sempat melepaskan tembakan.

“Katanya (alasan D lompat ke kali) ya karena ada polisi, ada tembakan sekali, mungkin nakut-nakutin, jadi mereka takut, lompatnya ke kali, pengakuan R ya,” ujar Yanti dikutip dari tayangan Kompascom, dilansir TribunnewsBogor.com, Selasa (24/9/2024).

“Infonya dari R, (para remaja lagi duduk di warung ada tembakan), pada bubar katanya, panik, di situ ada kali, ya udah satu-satunya lompat ke kali,” sambungnya.

Panik, R dan sepupunya, D pun lari ke arah Kali Bekasi.

R yang punya tubuh tinggi menjulang pun berhasil selamat setelah lompat ke kali.

“Dia (R) juga lompat, cuma dia bisa berenang, dia kan agak tinggi orangnya juga,” imbuh Yanti.

Sementara D bernasib miris karena terjebak di Kali Bekasi dan tak bisa menyelamatkan diri.

“(Korban D) sebenarnya bisa (berenang) cuma itu karena kalinya banyak lumpur kali ya. Iya bareng-bareng (nyebur ke kali R dan D),” kata Yanti.

Sebelum D menghembuskan napas terakhir, R mengaku sempat melihat sepupunya itu kesulitan berenang.

Namun karena panik dan jarak mereka jauh, R hanya bisa memantau D yang kesusahan bernapas.

“Dia (R) lihat D ngap-ngapan, tapi kan jauh jaraknya enggak bisa dibantuin. Dia (R) enggak melihat tenggelamnya, kan sama-sama (nyebur). (Tapi R) lihat D ngap-ngapan, karena dia pendek kali ya,” akui Yanti.

Padahal diakui Yanti, adik bungsunya itu bisa dan pandai berenang.

Namun entah karena panik atau terjebak di lumpur, D tidak bisa selamat hingga akhirnya meninggal dunia.

“Kalinya kan cetek, pasti mereka lari dulu ke pinggirnya. (D) bisa berenang dikit-dikit, kan diajarin juga sama saya dulu, pernah ikut lomba renang waktu SD, cuma kalah,” ucap Yanti.

Kini tujuh jenazah masih dianalisa di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Mendapati jenazah sang adik masih belum bisa dipulangkan dan dimakamkan, Yanti pilu.

Harapan keluarga, jenazah korban sudah bisa dimakamkan segera.

“Kita pengin cepet bawa pulang lah, cepet beres itu ya urusannya, kasihan bocahnya, kan sudah berapa hari ini,” imbuh Yanti.

Sementara keluarga para remaja masih menunggu kabar dari pihak kepolisian, kasus kematian tujuh pelajar di Kali Bekasi tersebut berbuntut panjang.

9 anggota Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota diperiksa secara intens oleh Propam Polda Metro Jaya.

Alasan pemeriksaan tersebut dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada dugaan pelanggaran disiplin kode etik oleh anggota tim patroli yang menyebabkan tujuh remaja tewas di Kali Bekasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyebut Propam Polda Metro Jaya tengah mendalami proses pembubaran kelompok remaja tersebut. 

“Bid Propam Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap sembilan anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota untuk mendalami ya,” pungkas Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

Sementara itu, belakangan muncul dugaan bahwa puluhan remaja tersebut berkumpul di malam hari karena hendak tawuran.

Namun informasi tersebut masih didalami pihak kepolisian.